Klopp Adalah Awal Kebangkitan Liverpool

Klopp Adalah Awal Kebangkitan Liverpool
Kebangkitan Liverpool Berkat Kepiawaian Klopp
Musim ini Liverpool bermain sungguh luar biasa superior terutama di ajang Liga Premier Inggris. The Reds hingga pekan ke-21 gagah bertengger di puncak klasemen sementara, unggul 13 poin atas Leicester yang membuntuti mereka di urutan kedua.

Musim lalu pun sebenarnya Liverpool juga sudah tampil apik dan konsisten, namun sayangnya mereka gagal meraih liga yang telah lama diimpikan kendati musim lalu berhasil meraih trofi Liga Champions.

Keberhasilan Liverpool di musim ini tidak diraih dengan instan. Mereka sempat terpuruk dalam beberapa musim terakhir, bahkan untuk urusan gelar liga domestik, The Reds telah puasa gelar 30 tahun lamanya.


Trofi Liga Inggris terakhir yang mampu diraih Liverpool adalah pada musim 1989/1990. Benar, musim lalu Liverpool mampu menjuarai Liga Champions, namun tak dapat dipungkiri bahwa para pemain dan Liverpudlian sangat mendambakan trofi liga.

Awal musim 2015/2016 agaknya menjadi perubah arah angin bagi Liverpool. Ya, klub asal Merseyside tersebut kedatangan sosok yang dikagumi banyak pihak, soal prestasi juga tak diragukan lagi. Siapa?

Jurgen Klopp datang ke Liverpool pada tanggal 8 Oktober 2015 menggantikan Brendan Rodgers yang didepak pasca hasil imbang kontra Everton di Goodison Park pada pekan ke delapan Liga Inggris.
Pelatih asal Jerman tersebut dipilih bukan hanya karena track record nya yang apik bersama Borussia Dortmund, namun ia juga dirasa sesuai dengan identitas klub sebesar Liverpool.

Liverpool merupakan salah satu klub terbesar di Inggris yang memiliki ciri khas. Identitas Liverpool bermain dengan cepat dan penuh semangat tanpa kenal lelah, kebetulan karakter Klopp sangat cocok dengan Liverpool. Tak disangka-sangka sejak kedatangannya, hingga pekan ke-21 liga di musim ini, Liverpool belum terkalakan!

Kesuksesan Liverpool bersama Klopp tentu tidak diperoleh dalam waktu yang singkat. Mula-mula Klopp menanamkan filosofi bermainnya yang beken dengan istilah gegenpressing kepada para pemain. Kemudian pada bursa transfer musim dingin 2015/2016 dibuka, ia mendatangkan sejumlah pemain yang dirasa cocok dengan gaya kepelatihannya.

Hingga kini Klopp telah melakukan 21 pembelian pemain, tidak semuanya sukses, namun terdapat sejumlah pemain boyongan Klopp yang hingga saat ini menjadi kunci permainan. Sebut saja Allison, Van Dijk, Robertson, Mane, Firminio, hingga Mohammed Salah yang sempat membuat sensasi di musim pertamanya bersama Liverpool.

Tak hanya soal mendatangkan pemain, Klopp pun dengan jitu memaksimalkan potensi Trent Alexander Arnold (TAA). Di bawah polesannya, bek kanan asal Inggris ini mampu tampil luar biasa dan konsisten.

Ia tak hanya kuat dalam bertahan, namun juga ulung dalam melepaskan assist kepada rekan setimnya. Musim lalu saja ia mampu mengemas 12 assist di liga, sungguh torehan yang mencengangkan bagi pemain muda yang berposisi sebagai seorang defender.

Walaupun di Liverpool Klopp tak terlalu banyak mengandalkan para pemain muda, Klopp tetaplah Klopp. Ia bahkan mampu membuat seorang James Milner tampil layaknya seperti pemain berusia 27 tahun.

Selain soal pembelian dan memaksimalkan potensi para pemain, Klopp terhitung pelatih yang jenius dalam segi taktik dan mental. Dari segi taktik, Liverpool memang tak melulu bermain cantik, namun mereka mampu merepotkan siapapun lawannya. Dari segi mental, terbukti mereka konsisten dan tak jarang mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan.

Klopp memilih formasi 4-3-3 sebagai andalan Liverpool di setiap pertandingan. Nyaris formasi tersebut tak pernah ia ganti. Bahkan dari susunan starting eleven nya, Klopp biasanya hanya mengubah barisan 3 gelandangnya. Kiper, bek, hingga trio Mane, Salah, dan Firmino tak pernah diganti kecuali jika cedera, akumulasi kartu, maupun saat rotasi akibat jadwal padat.

Dari sisi permain pun Liverpool tampil sangat luar biasa superior, nyaris tak memiliki kelemahan apapun. Mereka memang tidak seperti Manchester City yang mampu mengontrol permainan dengan banyak menguasai bola, Liverpool nya Klopp bahkan bisa mengontrol permainan tanpa menguasai bola.

Lawan yang sedang on possesion dipaksa dibuat bingung dan pada akhirnya berbuat kesalahan kemudian di-counter dengan sangat cepat mengandalkan trio penyerang di depan. Hal-hal seperti inilah yang membuat lawan bingung, tanpa menguasai bola, Liverpool sebenarnya sedang mengontrol permainan.

Hal yang lebih mengherankan lagi adalah pola switching play antara sisi kanan ke sisi kiri atau sebaliknya. Biasanya skema ini dilakukan oleh TAA dan Robertson. Keduanya memiliki akurasi long ball yang sangat luar biasa. Tidak hanya melakukan umpan horizontal antar sisi sayap, keduanya pun fasih melakukan umpan diagonal dan vertikal ke penyerang sayap (Mane dan Salah).

Sejak ditinggal Coutinho ke Barcelona, seolah Klopp akan kehilangan magisnya. Ternyata kepergian Coutinho tak berdampak signifikan bagi Liverpool. Sebenarnya berdampak dari segi kreativitas, namun yang mengejutkan, Klopp bukannya mengganti dengan pemain kreatif lainnya, justru mantan pelatih Dortmund ini memasang 3 gelandang pekerja.

Kesuksesan Liverpool musim lalu dengan merengkuh trofi Liga Champions dan keberhasilan mereka menjadi runner up liga di bawah City seolah menjadi pertanda bahwa Liverpool yang dulu mulai kembali. Trofi Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub menjadi sebuah legitimasi awal kebangkitan Liverpool, dan hal tersebut diawali oleh Jurgen Klopp.

Subscribe to receive free email updates: