Mesut Oezil, Seorang Altruis yang Mulai Berambisi
![]() |
| Mesut Oezil, gelandang Arsenal yang kini produktif mencetak gol |
Apa
itu altruis? Altruis adalah orang yang banyak mengutamakan kepentingan orang
lain, dan rumus ini berlaku bagi Mesut Oezil.
Tepat
setelah pertandingan melawan Ludogorets pada matchday 4 Liga Champions lalu, ia mencetak assist ke-200 sepanjang
berkarir di dunia lapangan hijau.
Statistik itu membuktikan bahwa ia merupakan
seorang altruis sejati yang benar-benar mementingkan kepentingan orang lain,
dalam hal ini mementingkan pemain lain untuk mencetak gol.
Namun
pada pertandingan tersebut pula, pemain yang pernah merumput bersama Werder
Bremen itu juga mencetak gol, bahkan gol tersebut bisa dibilang gol ala Lionel
Messi, yang notabene adalah seorang pencetak gol ulung di Barcelona.
Oezil
mencetak gol dengan melawati kiper dan mengelabuhi dua bek Ludogorets. Bahkan
ketiganya jatuh tanpa sekalipun Oezil menyentuh tubuh mereka, mirip Messi
bukan?
Selama
ini Messi terkenal sebagai seorang pemain depan yang mampu mengelabuhi beberapa
lawan hingga terjatuh tanpa harus melakukan body
charge.
Masih
ingat dengan golnya pada Liga Champions musim 2014/2015 saat Barcelona berjumpa
raksasa Jerman, Bayern Munchen? Saat itu Messi berhasil mengelabuhi bek kelas
dunia, Jerome Boateng tanpa menyentuhnya sedikit pun, bahkan kiper sekelas
Manuel Neuer dibuat tak berdaya olehnya.
Disini
bukan kehebatan Messi yang akan dibahas, namun apa yang dilakukan Messi, kini
bisa dilakukan Oezil. Playmaker Jerman itu berhasil mencetak gol yang sangat
berkelas, bahkan digadang-gadang akan mendapat penghargaan Puskas Awards.
Jarang kita melihat gol Oezil mengelabuhi beberapa pemain lawan.
Selama
ia berkarir sebagai pemain bola, orang-orang menjulukinya sebagai raja assist, namun sangat berbeda pada musim
ini dimana jumlah golnya lebih banyak ketimbang jumlah assist-nya.
Terhitung
Oezil telah mencetak 7 gol dan 3 assist
disemua ajang musim ini. Pertanyaan menarik, apakah dia masih seorang altruis
yang mementingkan pemain lain untuk mencetak gol, atau kini dia mulai berambisi
untuk mencetak gol?
Tidak
ada perubahan posisi padanya, Oezil masih tetap sebagai seorang playmaker seperti apa yang selama ini ia
jalani dalam karirnya. Dia pun masih bermain “anggun” seperti biasanya, style nya masih sama seperti dulu.
Semua
golnya tidak mencerminkan kalau dia ambisius dalam mencetak gol layaknya
seorang Cristiano Ronaldo.
Musim
ini sangat menarik bagi pecinta sepakbola, terutama fans Arsenal, khususnya
lagi penggemar Mesut Oezil. Sangat aneh jika top assist musim lalu di Liga Inggris ini baru mengukir assist pertamanya pada pertandingan
kesepuluh liga.
Pada
saat Arsenal bersua Sunderland di Stadium of Light, sepak pojoknya berhasil
ditanduk dengan sempurna oleh Olivier Giroud. Itu adalah assist keduanya
dimusim ini dari seluruh ajang yang ia jalani.
Dua
assist lainnya ia ciptakan pada saat
melawan Ludogorets diperjumpaan pertama, kala itu ia membantu Theo Walcott
mencetak gol dari luar kotak penalti.
Assist lainnya ia torehkan pada pertemuan
kedua di markas Ludogorets. Giliran Granit Xhaka yang menikmati kebaikan Mesut
Oezil.
Bantuan
Oezil membuat Xhaka mencetak gol pertamanya sejak tahun 2010 di Liga Champions
yang kala itu masih bermain untuk Basel.
Menarik
bahwa hanya dalam 13 laga yang ia jalani musim ini. Mesut telah mencetak 7 gol.
Normalnya ia mencetak 3 gol serta 7 assist, bukan 7 gol dan 3 assist, namun
musim ini telah terjadi sebuah anomali dalam diri pemain Jerman ini.
Apakah
Mesut Oezil kini mulai egois? Apakah kini ia sedang mengincar sesuatu? Ballon
d’Or mungkin. Tentu tidak!
Mengenakan
jersey nomor 10 di Jerman mungkin menjadi sebuah alasan terselubung hebatnya
Oezil dalam mencetak gol. Untuk pertama kalinya ia kembali mendapat nomor
punggung 10 setelah terakhir kali ia gunakan pada musim terakhirnya bersama
Real Madrid.
Ada
apa dengan nomor punggung 10? Masih ingatkah anda dalam serial kartun buatan
Jepang, Captain Tsubasa?
Captain
Tsubasa juga merupakan simbol altruis dalam perannya di serial tersebut. Ia
sebenarnya mampu mencetak gol, namun ia lebih memilih mengoper kepada Hyuga,
Misaki, atau Niita.
Mungkin
sama halnya dengan kasus Mesut Oezil musim ini. Dimana dalam kisah Captain
Tsubasa, si pelaku utamanya diibaratkan memiliki kelebihan diantara rekan
setimnya, namun ia berusaha “berbagi” dengan teman-temannya tanpa harus
mengorbankan dirinya sendiri.
Dalam
serial kartun tersebut, Tsubasa memiliki keseimbangan yang baik antara memberi
umpan dan mencetak gol. Hal itulah yang kini dilakukan oleh Mesut Oezil.
Berbeda
ditahun-tahun sebelumnya dimana sang playmaker
mengorbankan dirinya untuk pemain lain untuk mencetak gol dan membiarkan
dirinya terlihat bodoh dalam hal produktivitas mencetak gol.
Seperti
dilansir dari goal.com, bahwa selama ini Wenger berharap jika Oezil tidak hanya
memberi bola kepada rekan yang lain, namun harus lebih tajam dalam hal mencetak
gol.
Menurut
Wenger, dahulu ia menjemput bola dan mendistribusikannya lagi, namun kini ia bisa
mencetak gol karena naluri serta instingnya dalam mencetaak gol sudah
meningkat.
Apakah
anda pernah melihat Mesut Oezil mencetak hattrick
sepanjang karirnya sebelum ia melakukannya pada matchday ketiga Liga Champions saat bersua Ludogorets? Pastinya
tidak, karena itu adalah hattrick
pertamanya selama berkarir di rumput hijau. Dia benar-benar melakukannya.
Bahkan ketiga golnya benar-benar berkelas.
Masih
ingatkah dengan gol firstime nya yang
memantul ke tanah terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam gawang Thibaut
Courtois saat Arsenal meluluh-lantahkan pertahanan Chelsea?
Gol itu benar-benar
hanya bisa dilakukan oleh pemain yang memiliki kombinasi antara ketenangan,
teknik, dan naluri mencetak gol yang tinggi. Kini Oezil memiliki keseimbangan
yang lebih baik dibandingkan musim lalu.
Lantas
apakah ini bisa disebut ambisi? Mungkin iya. Namun ambisi yang ia tunjukan
begitu elegant. Berbeda dengan
Cristiano Ronaldo yang dengan jelas meluapkan ambisinya, Oezil lebih kalem
dalam menerapkan ambisinya.
Ia
tetap seorang altruis yang lebih mengutamakan pemain lain untuk mencetak gol,
hanya saja kini ia dituntut lebih subur dalam mencetak gol.
Dikutip
dari sky sport, Wenger mengutarakan
bahwa ia menargetkan Mesut Oezil dapat mecetak 10 hingga 15 gol dalam semusim.
Torehannya
kini sudah mencapai 7 gol. Bukan hal yang sulit untuk memenuhi harapan sang
professor mengingat masih banyak laga yang harus dijalani, itu artinya pemain
kelahiran Gelsenkirchen ini berpeluang besar memenuhi target tersebut atau
bahkan melebihinya.
Mesut
Oezil tetap seorang altruis, namun kini ia lebih dari sekedar altruis. Kini dia
telah bertransformasi menjadi altruis yang berambisi, dengan tidak
menghilangkan jiwa “dermawannya”, Mesut Oezil diyakini terus menjadi raja assist Eropa, bahkan dunia namun
produktivitasnya dalam mencetak gol tidak dikorbankan.
