Antonio Conte Bak Tokoh Renaissance di Chelsea


Antonio Conte Bak Tokoh Renaissance di Chelsea
Antonio Conte yang mampu membuat perubahan di Chelsea. (indianexpress.com).

Renaissance diambil dari bahasa Perancis yang memiliki arti “kelahiran kembali”, lantas apa kaitannya dengan Antonio Conte? Sebelum zaman renaissance terjadi di Eropa, Eropa sedang mengalami zaman kegelapan akibat terpuruk di berbagai sektor kehidupan. Sama hal nya dengan Chelsea, sebelum Antonio Conte datang dengan membawa sinarnya, Chelsea pun sedang mengalami dark ages.

Chelsea mengalami zaman kegelapan dimulai sejak awal musim 2015/2016 dimana kala itu masih dibesut oleh the special one, Jose Mourinho. Pada musim tersebut, Chelsea mengalami banyak kekacauan yang sangat luar biasa di dalam internal klub. Permasalahan terus melanda tim asal kota London barat tersebut hingga pada akhirnya menjadikan mereka hanya finis diurutan kesepuluh klasemen akhir.

Finis di posisi sepuluh membuat Chelsea harus absen dari kompetisi Eropa pada musim 2016/2017. Absen di kompetisi Eropa seolah membawa berkah tersendiri bagi Chelsea untuk mengarungi musim 2016/2017 yang pada akhirnya di musim tersebut Chelsea mampu kembali bersinar layaknya Eropa pada zaman renaissance.

Awal mulanya Chelsea bersinar adalah tatkala mampu mendatangkan pelatih jitu asal Italia, Antonio Conte. Padahal saat itu, Conte memiliki prospek yang bagus saat menangani tim nasional Italia. Kendati belum mampu membawa Gli Azzuri meraih trofi mayor, namun dibawah tangan dingin Conte, Italia menjelma menjadi tim yang kembali disegani lawan-lawannya.

Awalnya publik sepakbola di Eropa sudah bakal meramalkan kesuksesan Conte di Inggris, namun laju Chelsea diawal musim sedikit mematahkan keyakinan fans Chelsea kala itu. bagaimana tidak, mulai pekan keempat hingga pekan ke 6, Chelsea tak meraih satupun kemenangan. Mulai hasil imbang 2-2 melawan Swansea, kalah 1-2 dari tim tamu Liverpool, hingga dibuat menangis di kandang Arsenal 3-0.

Rentetan hasil buruk tersebut mulai berbuah pada isu pemecatan Conte kala itu. Namun saat itu sang pemilik klub, Roman Abromovic masih mempercayai pria kelahiran Lecce tersebut. Kepercayaan Abramovic dibayar tuntas oleh Conte yang mampu meraih 3 poin saat bersua Hull, Leicester, Manchester United, sebelum pada akhirnya kembali tumbang di markas West Ham United. Laju kencang Conte bersama Chelsea tak terbendung hingga pada akhirnya mengunci gelar juara saat bertandang ke markas West Brom.

Kesuksesan Conte mampu membawa Chelsea dari era kegelapan pada musim lalu tak lepas dari absennya Chelsea di kompetisi Eropa musim ini, sehingga mereka hanya fokus pada kompetisi Liga lokal. Terlepas dari faktor tersebut, sebenarnya ada faktor lain yang lebih penting bagaimana Conte mampu membawa Chelsea juara untuk keenam kalinya.

Strategi. Ya, strategi 3-4-3 milik Conte berhasil diaplikasikan dengan baik oleh para anak asuhnya di Chelsea. Kegemilangan Marcos Alonso di sisi kiri pertahanan membuat Eden Hazard bisa fokus pada lini serang. Pun dengan kuatnya Victor Moses di area kanan Chelsea yang sudah bukan wilayahnya Azpilicueta lagi lantara bek asal Spanyol tersebut menempati satu slot dari tiga bek yang dipasang Conte.

Ketajaman Diego Costa musim ini pun kembali muncul setelah musim lalu taring Singanya tumpul. Conte mampu menjadikan Costa kembali menjadi predator yang ditakuti lawan-lawannya. Nemanja Matic pun memiliki peran yang sangat penting dalam mengawal lini tengah Chelsea bersama N’golo Kante.

Khusus untuk nama terakhir, banyak pengamat media sepakat bahwa Kante memiliki peranan yang paling besar di skuad Chelsea kali ini. Setelah mampu membawa tim semenjana Leicester City menjuarai liga pada musim lalu, kini Kante pun kembali membuktikan kapasitasnya sebagai gelandang pengangkut air yang membawa Chelsea juara.

Para pemain tidak akan tampil maksimal jika tidak didukung oleh taktik yang brilian dan perlakuan pelatih kepada pemain. Hancurnya Chelsea musim lalu tak lepas dari bagaimana Mourinho kala itu memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan para pemain. Hal tersebut tidak terjadi lagi pada zaman Antonio Conte.

Juru taktik yang pernah membawa Juventus meraih scudetto 3 tahun berturut-turut ini sangan piawai dalam meracik taktik. Terhitung banyak sekali Conte memakan korban dengan menggunakan skema tiga beknya yang baru-baru ini kerap ditiru oleh pelatih lain di Premier League. Selain mahir dalam meramu taktik, Conte pun memiliki sikap yang disukai oleh para pemain, hai inilah yang tidak dimiliki Mourinho.

Menjadi pelatih Italia yang mampu juara di tanah Ratu Elizabeth membuat kebanggaan tersendiri bagi Conte, terlebih dia memakai skema yang tak lazim digunakan di Inggris. Disamping itu kebanggan Conte berlipat karena dia menangani tim yang sedang hancur-hancurnya dimusim lalu serta pastinya bekerja dibawah tekanan lantaran semua orang paham bagaimana Abramovic memperlakukan para pelatih di Chelsea.

Antonio Conte telah menjadi tokoh penting Chelsea dalam kebangkitannya dari zaman kegelapan. Sama seperti di Eropa sebelum renaissance, Chelsea benar-benar mengalami zaman kegelapan. Munculnya Conte memang tidak berlebihan jika dilabeli sebagai tokoh renaissance, setidaknya untuk Chelsea. Selamat Chelsea, selamat Conte! Keep the Blues Flag Flying High!

Subscribe to receive free email updates: